Mata uang kripto di penghujung tahun 2025

Terakhir saya cukup aktif mengikuti perkembangan mata uang kripto (cryptocurrency) waktu ketika harga 1 BTC senilai ~80jt IDR, lalu hilang minat saat di ~50jt sampai ke ~100jt. Pada saat itu hanya ada 3 jenis mata uang yang saya minati: Bitcoin (BTC), Zcash (ZEC) dan Stellar (XLM). Saya sadar akan kehadiran Ethereum (ETH) namun tidak memiliki minat karena tidak terlalu mengerti manfaat dari EVM terlebih dengan penggunaan gas nya.

Pada suatu hari, Non-Fungible Token (NFT) populer. Dari sudut pandang saya, NFT tidak memberikan nilai apapun. Tentu saya menghargai karya cipta, tapi NFT menurut saya lebih banyak mudharat nya daripada manfaatnya, dan tidak terlalu terhubung antara keduanya. Teknologi NFT ini (pada saat itu) banyak dibuat di atas teknologi Ethereum menggunakan smart contract dan semacamnya. Smart Contract pada dasarnya adalah sebuah program yang ditulis menggunakan Solidity (umumnya) dan dijalankan di Ethereum VM (EVM). Dalam dunia software pada umumnya, ini tumpukannya seperti:

Dalam teknologi NFT, yang disimpan di blockchain adalah pointer atau metadata. Karena NFT pada dasarnya adalah token (ERC-721), yang berarti NFT adalah sebuah “koin” juga, namun kepemilikannya hanya ada satu. Informasi dari NFT tersebut (metadata) mencakup informasi pemilik; properties, dan URI si gambar tersebut berada.

Waktu berlalu, teknologi Ethereum berkembang sangat cepat. Sekarang, Ethereum memiliki lapisan untuk membuatnya somewhat scalable. Lapisan ini seperti membuat jaringan diatas jaringan (overlay network) demi mencapai kecepatan transaksi semaksimal mungkin dengan fee sekecil mungkin tanpa mengorbankan bagian “decentralized” dari jaringan Ethereum itu sendiri. Dan ini yang membuatnya menjadi sangat menarik.

Jaringan L2

Per-tulisan ini diterbitkan setidaknya ada 10 jaringan di L2 Ethereum, dan 4 yang cukup populer (setidaknya menurut saya) adalah: Arbitrum One, Base, Optimism dan Unichain. Rata-rata fee untuk transaksi di L2 adalah $0.00 - $0.00x, berbeda dengan Ethereum mainnet yang mencapai ~$0.x.

AF3A33FF-E6D1-4F62-A68C-66DCFF2F7C64

Dari keempat jaringan L2 yang tadi disebut, yang paling menarik menurut saya adalah Base. Mari kesampingkan dulu bagian “backed by the big guy” nya, yang paling menarik dari Base ini adalah ekosistem, yang in fact, karena usahanya dalam onboard siapapun ke jaringan Base. Untuk menyebut satu, konsep “Base Account” yang dijual dengan sebutan “Smart Wallet” saya rasa sangat berguna khususnya untuk pengguna awam: tidak ada private key ataupun seed phrase yang perlu dikelola berkat teknologi passkey.

Dan jika mengingat ke sekitar 1416 hari yang lalu dari hari ini, saya pernah membeli “ENS” (Ethereum Name Service, sebuah NFT/ERC-721) yang sebenarnya harganya tidak seberapa untuk jangka waktu 3 tahun (~13.77 alias ~$4.59/tahun) namun dengan fee (gas price * gas used) sekitar 0.01 ETH (~$45.61 pada saat itu).

Di jaringan Base, fee untuk mengklaim domain ENS serupa (via subdomain base.eth) sekitar 0.000002 ETH (~$0.009). Apakah apple-to-apple? Mungkin tidak. Tapi jika merujuk ke harga gas nya, di Base sekitar 0.0065 Gwei sedangkan di mainnet sekitar 47.7 Gwei, setidaknya pada saat itu untuk yang mainnet.

Kehadiran jaringan L2 tentu membantu ekosistem dan penggunaan mata uang kripto lebih efektif & efisien. Saya pribadi tidak jarang melakukan pertukaran token antar chain, dan di kebanyakan kasus, fee yang digunakan tidak mencapai $0.00x.

IDRX

Pada suatu hari di tahun 2025 saya menemukan stablecoin bernama IDRX. Saya sedikit skeptis dengan stablecoin, khususnya jika pernah mengikuti kasus Terra dengan USTC nya. IDRX bukanlah stablecoin pertama yang saya tahu yang menggunakan rupiah sebagai “backing”-an nya, namun IDRX sejuah ini yang paling menjanjikan, setidaknya untuk saat ini.

A98F7FE1-CFC6-40B4-8E9C-30FC46D6C891

Stablecoin pada dasarnya memiliki nilai 1:1 dengan fiat yang digunakan. Yang membuatnya “stabil” adalah collateral/jaminan, bisa dalam bentuk uang fiat di bank ataupun kripto lain. Proses “pembelian” stablecoin yang paling dasar adalah “minting”, ini adalah tentang mencetak koin tersebut dan diedarkan ke pasar. Untuk minting IDRX, kita bisa membuat pembayaran ke PT IDRX Indo Inovasi lalu token IDRX akan dikirimkan ke dompet kripto kita.

Nah, minting ini berbeda dengan on-ramp. Jika misalnya membeli IDRX di bursa, proses tersebut bernama on-ramp karena pada dasarnya tidak ada token yang dicetak tapi ada token yang berpindah.

Yang paling penting dari stablecoin ini adalah jaminan. Pertama, pertanyaan “apakah uangnya benar-benar ada?” adalah pertanyaan paling dasar dari stablecoin, dan pertanyaan kedua adalah “apakah jumlahnya sesuai dengan token yang beredar?”. Misal, begini, anggap ada 3 orang masing-masing memiliki 100,000,000 IDRX. Jika ketiga orang tersebut ingin “mencairkan” IDRX nya, token tersebut akan di “burn” dan dihilangkan dari sirkulasi blockchain.

Pertanyaannya, apakah PT IDRX Indo Inovasi bisa mencairkan token tersebut ke fiat? Tentu bisa, dengan catatan, jika penjaminnya ada dan sesuai! Untuk kasus IDRX, kita bisa melacaknya di halaman transparansi nya. Jika nilai jaminan lebih banyak daripada jumlah token yang beredar, setidaknya, mengurangi resiko likuidasi meskipun resiko tersebut tetap ada. Namun jika lebih sedikit, bagaimana ketiga orang tersebut bisa mendapatkan 100,000,000 IDR nya?

Pembayaran menggunakan kripto

Ini tentu saja sudah bisa dilakukan sejak lama. Saya ingat pernah memperpanjang dan/atau membeli domain di Namecheap menggunakan… Bitcoin!

4AE985EC-908D-42FF-9976-E6A59681DEFF.png

Harga Bitcoin pada tahun tersebut mungkin masih sangat murah, seperti, ~$300/BTC? Pada saat itu saya membeli domain .io yang seharga ~$30, yang berarti, pembelian 118jt IDR (nilai di hari ini) untuk sebuah domain .io selama setahun adalah pengeluaran terbesar saya! Terlebih untuk sebuah domain yang saya rasa digunakan untuk… blog? Ada yang mengingat 108kb.io? Adakah?

Hari ini, pembayaran menggunakan kripto menjadi lebih terjangkau. Saya menggunakan Cypher (thanks to ampersanda), bisa topup melalui IDRX, dan mendapatkan rewards $CYPR untuk setiap transaksi yang saya lakukan. Untuk transaksi di Cypher, kebanyakan untuk transaksi internasional yang menggunakan mata uang USD. Apakah ribet? Entahlah. Tapi bisa membayar tagihan dari margin profit terasa menyenangkan :))

Trading

Sebelumnya, saya menggunakan Pintu dan Pluang untuk trading. Sepertinya pernah menggunakan bitcoin.co.id (Indodax?) juga untuk trading mata uang kripto ini.

Pada suatu hari, saya all-in on-chain. Not your keys not your money, they said. Untuk bisa trading menggunakan dompet non-kustodi, kita perlu menggunakan sesuatu bernama Decentralized Exchange alias DEX. Salah satu DEX yang saya tahu adalah PancakeSwap yang dulu menggunakan BNB Chain nya Binance (sekarang banyak jaringan yang didukung), tapi saya belum pernah menggunakan itu.

Lalu di awal bulan November 2025 saya menemukan sebuah platform bernama Hyperliquid. Pada dasarnya, Hyperliquid adalah L1 blockchain seperti Bitcoin dan Ethereum. Dan ini membuat penggunaan mata uang kripto menjadi lebih menyenangkan!

640F48D9-747B-4C6F-AB73-96BE0642AA19

Pertama, kontrak perpetual! Perps menarik karena.. ehm, membuat trading terasa lebih menyenangkan. Kedua, Hyperliquid menggunakan jaringan Arbitrum yang memiliki fee sangat kecil yang bahkan sampai nol. Ketiga, programmable. Damn, bahkan saya mengetahui Hyperliquid setelah melihat demo Alpha Arena yang mana setiap LLM diberikan $10k untuk melakukan trading di Hyperliquid.

Hal yang perlu diketahui dari Hyperliquid adalah meskipun termasuk DEX, Hyperliquid tidak menggunakan Automated Market Marker (AMM) seperti DEX pada umumnya, yang berarti, alih-alih menggunakan smart contract untuk melakukan perdagangan dengan liquidity pool, Hyperliquid menggunakan “order book” biasa seperti Centralized Exchange (CEX) alias peer-to-peer, bukan peer-to-pool seperti AMMs.

Yang artinya, penetapan harga berdasarkan order jual/beli yang terjadi. Dan setiap transaksi tercatat ke blockchain sehingga Hyperliquid memiliki transparansi yang relatif tinggi (on-chain seperti DEX) dengan keunggulan seperti CEX (order book, leverage yang tinggi dan hal lain yang ditawarkan CEX).

Swap bridge swap

Di awal saya menggunakan mata uang kripto, hampir jarang saya melakukan swap dan/atau bridge karena saya dulu hanya “percaya” di BTC dan yang terbaru SOL. Tapi berbeda di tahun 2025.

6638A489-2975-4EA3-A9B5-735C335E435E

Di platform CEX, misal Pluang, untuk melakukan perps, mata uang kripto yang digunakan adalah USD₮. Jadi, saldo yang di withdraw dari futures ke spot adalah USD₮ nya Tether (begitupula sebaliknya untuk deposit). USD₮ (ERC-20) berada di jaringan Ethereum dan karena saya lebih sering menggunakan jaringan L2, bridge harus dilakukan dan favorit saya adalah li.fi (more on that later).

Salah satu kegunaannya oleh saya adalah untuk top-up saldo di Cypher, masalahnya, untuk token di jaringan Ethereum, minimal top-up nya adalah token dengan nilai $50 sedangkan jika di L2 seperti Base adalah token apapun yang senilai dengan $10. Di beberapa kasus, saya melakukan bridge ke IDRX karena sebuah alasan, tapi di banyak kasus, langsung ke USDC di Base. Prosesnya bisa dikatakan cukup panjang:

Fee nya? $0.4. Ya, karena USD₮ berada di layer 1/mainnet.

Tapi ada beberapa hal yang perlu dicatat: Proses bridge membutuhkan gas. Jadi, untuk melakukan bridge, kita membutuhkan token di chain sumber terlebih dahulu yang dalam kasus USD₮ berarti di Ethereum. Beberapa provider menawarkan “refuel” sehingga kita tidak perlu memiliki token tersebut hanya untuk melakukan bridge (meskipun nice to have). Beberapa dompet kripto mendukung transaksi dengan refuel, di beberapa dompet kripto lainnya, simply menampilkan pesan seperti “butuh gas fee untuk melakukan proses ini dan lo ga bisa buat bayar fee tersebut”.

Untuk swap, sepertinya ini yang paling seamless. Belum menemukan kendala untuk swap IDRX ke USDC atau sebaliknya di Base. Selama ada di liquidity pool, maka proses swap relatif aman (whatever it is).

On-ramp

Di awal saya menggunakan mata uang kripto (pembuka ini lagi), cara untuk mendapatkan kripto adalah: beli di CEX, kirim ke wallet non-custody. Jika cukup jeli, silahkan bayangkan berapa banyak fee yang harus dibayar.

Hari ini, pilihannya lebih bervariasi!

Pertama, kita bisa minting IDRX menggunakan mata uang fiat lokal. Fee bisa sampai Rp. 0 khususnya jika menggunakan QRIS. Dan tinggal swap ke token yang diinginkan jika harus.

Kedua, beberapa penyedia layanan sudah memfasilitasi on-ramp (proses menukar uang fiat menjadi aset kripto btw) tanpa melalui CEX. Saya tidak merekomendasi (untuk saat ini), tapi layanan yang pernah saya gunakan adalah Moonpay (fee nya gak ngotak) dan Onramp (fee tolerable tapi support nya agak meh). Khusus kasus Onramp, doi pada dasarnya akan minting (iirc) IDRX lalu mengirim token yang kita inginkan berdasarkan nilai dari IDRX tersebut. Prosesnya (menggunakan Onramp) agak lama, pada suatu hari sekitar 2 jam dan pada hari yang lain 2 hari (itupun contact support). Dan tentu saja melakukan on-ramp membutuhkan verifikasi akun (KYC).

014DC891-C7D7-449F-87EB-423C84555A4C

Ketiga, tidak ada ketiga. Haha.

Cara paling murah menurut saya minting IDRX, tapi perlu mempertimbangkan chain yang didukung untuk menghindari proses bridging (karena akan ada fee lagi yang mungkin lebih besar dari swap).

Dan juga, “dunia” kripto tidak luput dari resiko. Tapi saya rasa kita semua sudah cukup dewasa khususnya dalam menyikapi uang.

Penutup

Oh, yeah. Waktunya promosi.

54CAE989-8147-483C-9796-DD77DACDBAB0

Saya cukup mendukung dengan usaha Pintu membuat fitur “web3” yang pada dasarnya mendukung wallet non-custody untuk melakukan transaksi di Pintu. Sayangnya, dukungan tersebut diberhentikan.

Berikut kutipannya:

Mengapa Pintu menutup layanan Web3 Wallet?

Web3 Wallet awalnya diluncurkan sebagai eksperimen agar lebih banyak orang bisa menjelajahi dunia on-chain. Selama setahun terakhir, kami belajar banyak tentang cara pengguna berinteraksi dengan Web3. Ekosistem ini berkembang pesat, dan banyak dApp kini sudah menyediakan wallet bawaan mereka sendiri. Alih-alih membuat fitur yang serupa, kami memutuskan untuk menutup Web3 Wallet agar bisa menghadirkan inovasi baru yang membuat kripto semakin mudah, aman, dan bermanfaat bagi semua orang.

Sumber (FAQ via Wayback Machine)

Apapun yang terjadi dibalik itu, salah satu alasannya besar kemungkinan adalah karena biaya (biaya apapun itu).

Padahal, entahlah, saya rasa kombinasi Pintu sebagai CEX dan sebagai penyedia dompet non-kustodi memiliki potensi yang cukup besar. Maksud saya, mungkin jika merujuk ke Base dan Coinbase. Yang mungkin, tentu saja, ymmv (antara Coinbase dan Pintu).

Lalu saya kepikiran untuk mengembangkan dompet kripto sendiri.

Saya cukup nyaman menggunakan Rainbow dan Phantom namun sebagaimana pengembang perangkat lunak pada umumnya, ada rasa gatal yang sepertinya harus digaruk.

Dan entah karena main saya kurang jauh atau bagaimana, jarang (atau mungkin tidak pernah) saya melihat dompet kripto non-custody yang dikembangkan oleh pengembang lokal.

Saya sedikit paham beberapa tantangannya.

Ada RPC server yang harus dipanggil. Dan indexer? Tebak bagaimana para penyedia dompet kripto dapat me-listing semua token yang si alamat miliki berikut dengan nilai nya?

Kesampingkan dulu dApp dan/atau mini app. Salah satu hal yang saya sukai dari Ethereum (akhirnya) adalah dompet sebagai identitas. Mungkin ada 1000 alasan mengapa alamat email lebih baik dari dompet kripto sebagai identitas di internet, tapi ada 1000 alasan juga mengapa dompet kripto dapat berkompetisi dengan alamat email.

Jadi, saya akan memulai pertaruhannya: mengembangkan dompet kripto dengan IDR(X) sebagai fondasinya. Terlihat menjanjikan? We’ll know. Dompet ini hanya akan mendukung platform iOS via SwiftUI karena sayangnya platform itu satu-satunya yang saya miliki untuk mobile.

Fitur nya cukup dasar: bertindak sebagaimana dompet kripto non-custody pada umumnya dengan tambahan fitur “trading” via Hyperliquid. Entah bagaimana nantinya bertarung dengan reviewer dari Apple App Store ataupun regulasi yang ada di mari, we’ll figure it out.

Apakah akan mendukung “collectibles” alias NFT? Entahlah. Chain apa yang akan didukung? Sejauh ini baru Ethereum, Base, Arbitrum One, Hyperliquid dan Optimism. No BSB and/or Solana? Entahlah, we’ll figure it out.

Apakah gratis? Tentu saja! Apakah akan open source? Hmm, mengapa bahkan itu menjadi pertanyaan?

Pada saat ini saya hanya tertarik untuk “import wallet” dan apakah nantinya akan dukung “generate a new wallet” juga? Entahlah, we’ll know.

Bagaimana dengan monetasi ataupun sustainability? Entahlah. For a non-custody wallet? That is open source? And what happened to just having fun? Oke oke: kode referral and fee.

Jika tertarik, untuk project ini bisa email ke [email protected] untuk keperluan early access/TestFlight dan/atau “hal” lainnya.

Feel free to say hello or something!