Mencoba Crypto Card
Akhir-akhir ini saya sedang mencoba layanan yang menyediakan kartu debit yang sumber dananya berasal dari aset kripto. Beberapa layanan tersebut adalah Cypher, Onboard dan Avici. Tujuannya? Entahlah, bersenang-senang? Haha, tidak juga. Intinya, saya ingin mencoba membayar tagihan yang sumbernya bukan dari sumber penghasilan utama saya, salah satunya, penghasilan dari hasil sebuah aktivitas di platform bernama Hyperliquid.
Hari ini saya menggunakan layanannya Blu yang menggunakan jaringan MC. Untuk banyak kasus, khususnya transaksi domestik, ini tidak ada kendala. Untuk beberapa kasus, khususnya transaksi internasional, ada 2% fee dari nominal transaksi khususnya jika menggunakan mata uang asing.
2% bukanlah angka yang besar. Fee untuk transaksi senilai $10 hanyalah $0,20 alias ~3rb. Jika 100, berarti $2 alias ~33rb. Jika per-bulan menghabiskan $30, maka dalam setahun total fee nya adalah $7,2 alias ~119rb yang mana masih relatif kecil juga.
Tapi concern saya bukanlah di fee. Di Jenius, bahkan tidak ada fee sama sekali untuk transaksi internasional sekalipun menggunakan mata uang asing. Anggap kita memiliki concern yang sama dan sedang mempertimbangkan juga terkait judul dari tulisan ini. Sebelum mengirim data pribadi untuk proses KYC ke beberapa layanan seperti saya, semoga tulisan ini bisa membantu!
Disclaimer
NFA, NIA, NTA.
Aset kripto adalah aset yang volatile dan memiliki regulasi yang berbeda di setiap negara. Tulisan disini sebatas untuk berbagi pengalaman dan aset kripto, di banyak negara, bukanlah alat/instrumen pembayaran yang sah.
CypherHQ
Ini layanan yang paling pertama saya coba berdasarkan referal dari teman. Sekilas, layanan dari Cypher sangat menjanjikan: habiskan uang dan dapatkan reward. Pada dasarnya ini seperti program cashback/loyalti dari penyedia kartu kredit untuk beberapa merchant. Bedanya, merchant ditentukan secara konsensus berdasarkan voting.

Jadi, setiap transaksi akan mendapatkan reward token $CYPR (“governance token”) yang bisa dideposit menjadi veCYPR yang nantinya bisa digunakan untuk voting. Misal, voting untuk mendapatkan reward 3x lebih banyak untuk transaksi di merchant Gojek. Dan pada akhirnya, token CYPR tersebut dapat di swap ke token lain juga jika ingin.
Problem pribadi dari Cypher adalah cenderung sangat… hostile? Minimum topup ke spending balance $10-$50 tergantung jaringan. Untuk withdrawl, sekitar $5 jika tidak salah ingat (karena sekarang muncul modal “Unexpected error - Crypto Withdrawal is currently disabled”).
Belum lagi fees.
Jika tidak premium ($199/yr) fee untuk topup adalah 0.5% untuk USDC dan 1% untuk selainnya. Dan untuk wd? 0.5% dengan minimal $1.
Apakah saya merekomendasikan Cypher? Entahlah. Khususnya bahkan setelah kejadian hari ini tidak bisa wd tanpa informasi apapun yang dikeluarkan ke publik.
Onboard
Ini cukup menarik karena mengambil pasar Asia khususnya APAC.

Awalnya, saya cukup tertarik karena bisa topup via fiat secara peer-to-peer. Masalahnya, ini tergantung dari penawaran yang ada di pasar. Yang di banyak kasus, hampir tidak pernah ada penawaran untuk IDR ke token USDC ataupun token lain.
Pada akhirnya yang bisa saya lakukan adalah mengirim token USDC ke akun dompet Onboard saya dan menghabiskannya. Kabar baiknya, Onboard tidak se-hostile Cypher: minimal saldo; topup dan wd adalah $1. Hampir tidak ada fee untuk apapun selain aktivasi sebesar $5 dan 1% untuk topup (untuk USDC di jaringan Arbitrum so far masih gratis).
Masalahnya, untuk self-custody wallet, masih menggunakan private key bukan BIP-39 (mnemonic phrase). Untuk beberapa orang, mungkin ini bisa menjadi kabar baik (1 jaringan = 1 wallet). Tapi untuk yang memiliki kebutuhan di banyak jaringan (misal seperti menjadikan dompet sebagai identitas), ini akan membuat sedikit masalah.
Apakah saya merekomendasikan Onboard? Entahlah. Layanan di Onboard relatif basic as in menggunakan bank digital pada umumnya. Khususnya untuk bagian on-ramp yang penawarannya cukup sedikit plus untuk menjadi merchant pun cukup sulit.
Tapi mungkin bisa memulai dengan Onboard khususnya jika data KYC sudah dibagikan ke Sumsub.
Avici
Menurut saya ini yang paling oke.

Hampir tidak ada fee selain untuk pembuatan kartu kedua.
Pada dasarnya Avici hampir sama dengan Onboard. Avici akan swap token yang dimiliki ke USDC untuk topup. Yang sebenarnya, menurut saya, sangat disayangkan.
Pembedanya adalah Avici mendukung jaringan Solana. That’s it.
Minimal topup di Avici adalah $1 dengan tidak ada minimal untuk wd.
Saat topup, aset disimpan di “smart contract” alias si rekber, which is nice. Yang berarti, resikonya ada di smart contract dan hal lain diantaranya, jika ada.
The ‘perfect’ card
Salah satu DeFi favorit saya adalah Aave. Mungkin favorit setiap orang juga.
Di Aave, kita bisa meminjam token berdasarkan token yang kita miliki sebagai collateral. Seperti, jika kita memiliki 0.5 BTC dan membutuhkan USDC, pada dasarnya kita bisa meminjam let’s say 30k USDC (1 BTC = 90k USDC) tanpa perlu menjual BTC yang kita miliki. Terlepas terkait pembahasan Loan To Value (LTV), health factor, liquiditas dan semacamnya, itu di cerita lain. Tapi intinya, tidak ada token yang dijual.
Penggunaan kartu umumnya menggunakan USDC karena salah satu alasannya mungkin karena USDC dipatok 1:1 dengan fiat.
Jadi pada dasarnya kita melakukan gadai, namun secara digital. Dan saya rasa semua orang akan untung jika ada yang melakukan abstraksi untuk ini: pemberi pinjaman mendapatkan yield, peminjam dapat membayar tagihannya di dunia fisik, dan penyedia dompet/kartu? Entahlah, dari fees?
Bahkan peminjam pun bisa mendapatkan yield!
Penutup
Di tahun sebelum 2025, konsep “neobank” dipopulerkan dengan kehadiran “Bank Digital” yang mana layanan utamanya dilakukan secara online melalui aplikasi ataupun platform digital tanpa perlu hadir ke kantor cabang fisik. Bahkan saya belum pernah menemukan kantor cabang fisik untuk Jenius (dari SMBC) ataupun Blu (dari BCA Digital).

Di tahun selanjutnya, bukan hal yang mustahil jika mengarah ke bankless via kripto ini.
Cross-border payments sampai hari ini masih menjadi masalah di bank konvensional maupun bank digital. Dari kurs yang lumayan, biaya yang dikenakan, sampai ke waktu yang dibutuhkan. Untuk mengirim 10,000,000 IDR ke JPY via Flip Globe nya flip.id, setidaknya:
- Penerima mendapat 92.989 JPY (dengan kurs 1 JPY = IDR 107,55. Untuk kursi BI 1 JPY = 107,16)
- Biaya transfer: 97.000 IDR
- Biaya FX (forex fee): 70.000 IDR
- Total yang harus ditransfer berarti: 10.167.000 IDR
- Sampai dalam: 12 jam
Di tempat atau jaringan lain, biayanya bisa kurang dari 5.000 IDR dengan ETA yang seringnya kurang dari 1 menit.
Dan kabar lainnya lagi, di tempat lain, untuk mendapatkan pinjaman, jumlah nilai dipatok oleh sebuah variable yang hanya pihak tertentu yang tahu. Di tempat lain yang lainnya, nilai dipatok berdasarkan aset yang dijadikan collateral.
Apakah ada resiko? Tentu ada. Di pihak manapun itu.
Tapi bagaimana rasanya “merasakan” memiliki uang?
Seperti, benar-benar memiliki. Yang memiliki bukti. Yang “diakui” karena diverifikasi oleh banyak pihak.
Yang mungkin bukan hanya sekadar angka?
Entahlah.
Jika membutuhkan kode referal:
- Onboard:
FAULLHXPtidak dapat apa-apa selain $10 untuk gw jika deposit $100 - Avici:
5N6FRTdapet 10% discount saat checkout
Terakhir, selain 3 layanan yang saya sebut diatas, beberapa yang ada di radar saya adalah: ether.fi, moonwell, stables dan beberapa merk dari CEX populer. Tapi tidak mungkin saya coba semua dan melakukan proses KYC terus menerus hanya untuk cek ombak :))